HUBUNGAN MENYIRIH DAN PREVALENSI PENDERITA LESI MUKOSA MULUT PADA MASYARAKAT KOTA TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA

Authors

  • Supardi Salim YARSI University
  • Umi Susana Widjaja Universitas Yarsi

Abstract

Menyirih merupakan proses meramu campuran dari bahan-bahan seperti daun sirih (Piper betel leaves), pinang (Areca nut), kapur (Calcium hydroxide), gambir (Uncaria gambier) yang dibungkus dalam daun sirih, dikunyah sehingga dihasilkan sugi (quid) kemudian ditempatkan di mulut dan berkontak dengan mukosa mulut. Beberapa lesi pada mukosa mulut yang umum terdapat pada orang yang memiliki kebiasaan menyirih diantaranya adalah, Betel chewer’s mucous, oral submucous fibrosis, oral likenoid, dan oral leukoplakia. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan menyirih terhadap manifestasi klinis mukosa mulut pada masyarakat di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara. Metode: Penelitian observasional dengna rancangan penelitian deskriptif analitik menggunakan desain penelitian cross-sectional. Hasil: Penelitian dilakukan pada 70 orang yang memiliki keiasaan menyirih. Terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi kebiasaan menyirih dalam minggu (p = 0.045) dan hari (p = 0.029) terhadap manifestasi klinis mukosa mulut. Kesimpulan: Betel chewer’s mucous dan Pigmentasi merupakan manifestasi klinis yang paling banyak ditemukan pada penelitian ini.

Published

2020-06-03

How to Cite

Salim, S., & Susana Widjaja, U. (2020). HUBUNGAN MENYIRIH DAN PREVALENSI PENDERITA LESI MUKOSA MULUT PADA MASYARAKAT KOTA TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA. E-Prodenta Journal of Dentistry, 4(1), 272–276. Retrieved from https://eprodenta.ub.ac.id/index.php/eprodenta/article/view/91

Issue

Section

Articles