HUBUNGAN MENYIRIH DAN PREVALENSI PENDERITA LESI MUKOSA MULUT PADA MASYARAKAT KOTA TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA
Abstract
Menyirih merupakan proses meramu campuran dari bahan-bahan seperti daun sirih (Piper betel leaves), pinang (Areca nut), kapur (Calcium hydroxide), gambir (Uncaria gambier) yang dibungkus dalam daun sirih, dikunyah sehingga dihasilkan sugi (quid) kemudian ditempatkan di mulut dan berkontak dengan mukosa mulut. Beberapa lesi pada mukosa mulut yang umum terdapat pada orang yang memiliki kebiasaan menyirih diantaranya adalah, Betel chewer’s mucous, oral submucous fibrosis, oral likenoid, dan oral leukoplakia. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan menyirih terhadap manifestasi klinis mukosa mulut pada masyarakat di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara. Metode: Penelitian observasional dengna rancangan penelitian deskriptif analitik menggunakan desain penelitian cross-sectional. Hasil: Penelitian dilakukan pada 70 orang yang memiliki keiasaan menyirih. Terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi kebiasaan menyirih dalam minggu (p = 0.045) dan hari (p = 0.029) terhadap manifestasi klinis mukosa mulut. Kesimpulan: Betel chewer’s mucous dan Pigmentasi merupakan manifestasi klinis yang paling banyak ditemukan pada penelitian ini.Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
E-Prodenta Journal of Dentistry receives original texts that have not been published in any media in any language, or are being sent to other journals at the same time. If the manuscript has already been presented in a particular symposium or seminar, then it should be written in the description. The submission of the manuscript shall be accompanied by a statement of authenticity of writing and unpublished statements made and signed by the first author. When the manuscript is accepted for publication, the authors agree to automatic transfer of the copyright to the publisher.